Headline NewsHukum & KriminalPeristiwaSuara Mahasiswa

Mahasiswa Lotim Geruduk DPRD, Desak Pencopotan Sekwan karena Polemik Nasi Bungkus

Lombok Timur (Rinjanipost) – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Lombok Timur, Rabu (3/9). Demonstrasi ini masih terkait dengan pemberian nasi bungkus oleh Sekretariat Dewan (Sekwan) pada aksi sebelumnya, yang dinilai mencederai idealisme gerakan mahasiswa.

Dalam orasinya, mahasiswa menegaskan bahwa tindakan Sekwan Ahyan, dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap perjuangan menyuarakan kepentingan rakyat.

“Aspirasi publik tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi. Itu sama saja merendahkan perjuangan kami,” tegas Zainul, salah seorang orator aksi. (3/9)

Para demonstran menilai, pembagian konsumsi tersebut dilakukan tanpa koordinasi dengan pimpinan organisasi mahasiswa, sehingga semakin memperkuat kesan buruk di ruang publik. Atas dasar itu, mereka mendesak agar Sekwan segera dicopot dari jabatannya.

Selain isu “nasi bungkus”, massa aksi juga mengusung tuntutan strategis. Mereka mendesak DPRD Lotim memperkuat dorongan agar Rancangan Undang-Undang (RUU) Tindak Pidana Perampasan Aset segera disahkan di tingkat pusat. Tak hanya itu, mereka meminta agar elemen Cipayung dilibatkan dalam setiap proses pengambilan kebijakan daerah.

Ketua DPRD Lotim Muhammad Yusri, yang turun langsung menemui pengunjuk rasa, menyampaikan bahwa aspirasi mahasiswa telah diterima dan diteruskan kepada Presiden serta DPR RI. “Kami sudah bersurat dan semua tuntutan itu sudah kami tindaklanjuti. Kami menghormati perjuangan mahasiswa,” ujar Yusri yang didampingi sejumlah anggota dewan.

Di sisi lain Sekwan Lotim Ahyan, menjelaskan bahwa penyediaan nasi bungkus tidak dimaksudkan untuk mahasiswa saja, melainkan untuk seluruh pihak yang hadir pada saat aksi sebelumnya. Ia menegaskan tidak ada maksud mencari panggung politik.

“Kalau kemudian menyinggung perasaan adik-adik mahasiswa, saya mohon maaf. Kalau soal jabatan, itu sepenuhnya kewenangan Bupati. Kalau memang harus diganti, saya siap,” ucapnya.

Sebelum mendatangi gedung DPRD, massa sempat berorasi di Kantor Bupati Lotim. Bupati Haerul Warisin bersama Sekda turun langsung menemui mahasiswa. Ia menyampaikan bahwa pihaknya memahami aspirasi yang disuarakan, namun proses mutasi pejabat harus mengikuti mekanisme dan prosedur yang berlaku.

Aksi berlangsung aman dengan pengawalan ketat aparat kepolisian hingga massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. (Fen)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button