Opini: Dari Pena HMI untuk Pencerahan Bangsa

Oleh: Fhendy Marero
Direktur Eksekutif LAPMI HMI Cabang Mataram
Mataram (Rinjanipost) – Bangsa Indonesia lahir dari rangkaian perjuangan panjang yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga ditopang oleh kekuatan gagasan. Para pendiri bangsa adalah sosok-sosok yang piawai merumuskan ide, menuliskan pikiran, dan menyebarkan kesadaran melalui tulisan yang tajam serta penuh visi kebangsaan. Dari sejarah itu kita belajar bahwa pena sering kali lebih tajam dari pedang, karena ia mampu menggerakkan hati, membuka pikiran, dan membangkitkan semangat perubahan.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi kaderisasi mahasiswa senantiasa mengambil peran strategis dalam melanjutkan tradisi intelektual tersebut. HMI bukan sekadar wadah pengembangan diri, tetapi juga ruang yang membentuk kesadaran kritis kader terhadap persoalan bangsa. Dalam setiap prosesnya, HMI menanamkan nilai bahwa pena bukanlah sekadar alat menulis, melainkan media perjuangan, penyambung suara kebenaran, serta sarana untuk menghadirkan gagasan-gagasan pencerahan.
Dalam realitas kehidupan sosial dan politik dewasa ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan besar berupa derasnya arus informasi, kemajuan teknologi yang disruptif, serta problematika kebangsaan yang kompleks. Kehidupan publik sering kali dipenuhi dengan perdebatan yang dangkal, informasi yang tidak terverifikasi, bahkan opini yang menyesatkan. Kondisi ini membutuhkan hadirnya generasi muda yang mampu menata wacana publik melalui tulisan yang jernih, kritis, dan mencerahkan.
Di sinilah posisi kader HMI menjadi penting. Pena kader HMI harus menjadi corong untuk menyampaikan suara nurani masyarakat, alat untuk mengawal jalannya demokrasi, serta media untuk memperjuangkan keadilan sosial. Dengan tulisan, kader HMI dapat menghadirkan analisis yang mendalam, kritik yang membangun, sekaligus tawaran solusi yang relevan bagi persoalan bangsa. Pencerahan bangsa tidak akan lahir dari sikap diam, melainkan dari keberanian untuk menyuarakan kebenaran melalui media yang tepat.
Lebih jauh lagi, peran pena kader HMI bukan hanya untuk internal organisasi, melainkan juga untuk ruang publik yang lebih luas. Melalui tulisan, kader dapat membangun kesadaran literasi di tengah masyarakat, melawan arus informasi yang menyesatkan, serta memperkuat semangat kebersamaan di tengah perbedaan. Dengan begitu, HMI tidak hanya menjadi saksi perjalanan bangsa, tetapi juga turut menentukan arah peradaban ke depan.
Sebagai bentuk konkret dari semangat ini, HMI Cabang Mataram berkomitmen menghadirkan ruang pembelajaran yang lebih sistematis melalui Training Jurnalistik. Kegiatan ini dirancang sebagai wadah bagi kader untuk mengasah keterampilan menulis, memahami dinamika media, dan meningkatkan kepekaan terhadap isu-isu strategis bangsa. Pelatihan ini tidak berhenti pada aspek teknis semata, tetapi juga berfungsi membangun tradisi intelektual yang kokoh, menguatkan daya kritis, serta melatih kader agar mampu menjadi penulis yang berintegritas dan berpengaruh.
Melalui Training Jurnalistik, setiap kader HMI diharapkan dapat menjadikan pena sebagai senjata intelektual untuk menerangi ruang-ruang gelap dalam kehidupan bangsa. Dengan bekal keterampilan menulis, kader HMI dapat menebarkan gagasan yang inspiratif, menggerakkan masyarakat menuju perubahan, serta meneguhkan peran HMI sebagai organisasi yang konsisten dalam perjuangan pencerahan.
Maka dari itu, sudah saatnya kader HMI mengambil peran aktif dalam tradisi literasi ini. Pena tidak boleh dibiarkan tumpul, tetapi harus diasah melalui pembelajaran yang berkesinambungan. Bergabung dalam Training Jurnalistik HMI Cabang Mataram adalah langkah nyata untuk menghidupkan kembali semangat literasi, memperkuat kapasitas kader, dan menjadikan pena sebagai instrumen perjuangan yang bermartabat.
*Penulis Adalah Direktur Eksekutif LAPMI HMI Cabang Mataram
*Editor: Iba