NasionalOlahraga

Debut Pertama Di FORNAS VIII NTB, Persejasi Targetkan Emas Di Semua Kategori

Mataram, (Rinjanipost)– Cabang olahraga Perkumpulan Sepakbola Berjalan Seluruh Indonesia (Persejasi) untuk pertama kalinya dipertandingkan secara resmi dalam Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pertandingan berlangsung selama dua hari, 30–31 Juli 2025, dengan partisipasi dari delapan provinsi yang bersaing dalam kategori pria dan wanita.

Ketua Umum Persejasi Pusat Hendra Hartono, menyambut baik pelaksanaan kompetisi perdana ini. Menurutnya, Persejasi menjadi alternatif olahraga sepak bola yang aman bagi usia lanjut, tanpa kehilangan unsur keseruan permainan.

“Sepakbola berjalan ini hadir sebagai solusi bagi mereka yang sudah tak lagi mampu bermain sepak bola konvensional karena risiko cedera. Dalam permainan ini, tidak diperbolehkan berlari, menekel, atau melakukan sliding,” jelas Hendra, Rabu (30/7), di sela pertandingan yang digelar di lapangan Polda NTB.

Kompetisi ini diikuti oleh peserta berusia 25 hingga 65 tahun. Bahkan, seorang peserta berusia 70 tahun turut ambil bagian di hari pertama, menegaskan inklusivitas dan daya tarik olahraga ini bagi kalangan senior.

Selain pertandingan kategori pria dan wanita, turut digelar kategori campuran (mix), di mana setiap tim terdiri dari tiga perempuan dan dua laki-laki. Semua pertandingan menggunakan sistem round-robin, dan pemenang ditentukan dari perolehan poin tertinggi.

Ketua Persejasi NTB Musa Kazim Anwar, mengungkapkan bahwa kepengurusan Persejasi di NTB baru dibentuk enam bulan lalu. Meski baru, NTB dipercaya menjadi tuan rumah perdana untuk cabang olahraga ini di ajang Fornas.

“Dengan waktu persiapan yang terbatas, kami berhasil membentuk tim di enam kabupaten/kota. Hari ini kami menang atas Jawa Tengah, meski harus mengakui keunggulan Papua. Target kami tetap emas di semua kategori,” ujarnya

Saat ini, Persejasi telah hadir di 22 provinsi dan ditargetkan menjangkau seluruh 38 provinsi dengan tingkat partisipasi aktif minimal 70% pada 2027. Strategi pengembangan dilakukan melalui pelatihan pelatih lokal, pembentukan komunitas, dan mendorong terbentuknya kepengurusan hingga tingkat kabupaten/kota.

Olahraga ini tidak memerlukan lapangan khusus, bisa dimainkan di lapangan futsal atau mini soccer dengan sedikit penyesuaian. Setiap tim terdiri dari lima hingga tujuh pemain, dengan durasi dua babak masing-masing 15 menit. Kontak fisik keras, sundulan, dan tindakan berisiko lainnya dilarang demi keselamatan peserta.

“Fokus kami adalah keselamatan. Ini permainan yang mengandalkan teknik dan kerja sama, mirip tiki-taka, dengan semangat zero insiden,” tutup Hendra (Fen)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button